Penyakit ini secara umum dapat terkena pada anjing dan kucing dewasa dan anakan kurang dari usia 6 minggu. Hampir 50% manusia juga dapat terinfeksi oleh kutu ini, penularannya melalui kontak langsung. Pada anjing dan kucing yng sensitif baru terlihat tanda dengan sering menggaruk/gatal-gatal, sumber penularan bisa terjadi lewat kandang, tempat tidur, dan sisir.
Tanda klinis :
Kasus-kasus Scabies yang terlambat dan tidak diobati akan menjadi general dengan gejala sebagai berikut :
Penegakan diagnosa :
Kerokan kulit pada daerah ujung telinga dan siku yang berkerak harus dilakukan beberapa kali, karena hanya 30% yang bisa dideteksi jika kasusnya masih dini/tahap awal. Kasus penyakit Scabies bisa terkacaukan dengan gejala penyakit kulit Atopy, Ringworm, food allergy, flea allergy, atau allergy contact dermatitis.
Pengobatan :
1. Corticosteroid jangka pendek (5-7 hari) dengan dosis 1 mg/kg/hari untuk anjing yang sangat gatal.
2. Antibiotik sistemik jika ada infeksi bakteri sekunder.
3. Shampoyang mengandung bahan benzoyl peroxide, dapat menghilangkan kulit mati/debris.
4. Cuku bulu jika anjing atau kucing berbulu panjang agar pengobatan lebih mudah.
5. Komponen acarcidal seperti Ivermectin 300μg/kg SC 1 minggu sekali sedikitnya 4-6 kali.
6. Ivermectine tidak boleh diberikan untuk anjing Collie, Shetland Sheepdog, Old English Sheepdog dan mixed breed dengan ras tersebut. Juga tidak boleh untuk anjing dan kucing dibawah umur 12 minggu.
7. Sabun sulfur lime 2-3% 1 minggu sekali untuk 6 kali mandi jika tidak dapat menggunakan Ivermectine atau Organophospate dipping, obati 1 minggu sekali untuk 4 kali mandi.
8. Amitraz 0.025% mandikan 2 minggu sekali sebanyak 2-4 kali mandi.
Gambar : http://tintenblau.piranho.com/dermatomyositis/dermatomyositis_engl.html