Wuih…negara akan mengabiskan uang sebanyak Rp.7,5 milyar untuk membeli 50 ekor anjing pelacak yang akan digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai.
1 ekor anjing pelacak dihargai Rp.150 juta!!!. Siapa yang bisa melatih anjing sebagai anjing pelacak, rasanya akan menjadi bisnis yang bagus sekaligus membantu negara :)
Kutipan berita Detik.Com:
Jakarta - Direktorat Jenderal Bea Cukai akan membeli 50 ekor anjing pelacak guna memperketat pengamanan. Tidak tanggung-tanggung, anggaran yang digelontorkan untuk pembelian anjing itu Rp 7,5 miliar.
Dirjen Bea Cukai Agung Kuswandono menyatakan, pembelian satu ekor anjing pelacak membutuhkan Rp 150 juta. Harga anjing itu sudah termasuk yang termurah untuk jenis anjing pelacak.
"Itu sudah yang paling murah, ada yang sampai Rp 2 miliar. Jadi anjing yang paling bagus itu ada chipnya, dan jenisnya tertentu. Rp 2 miliar paling mahal," ujar Agung ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/9/2012).
Anjing-anjing ini akan diimpor dari Australia dengan jenis Labrador Retriever dan German Shepard. Kualifikasi anjing ini terbagi dua yaitu agresif dan pasif.
"Yang agresif misalnya ada yang nyimpen narkoba, langsung digaruk-garuk, itu untuk palet-palet bagasi penumpang, yang pasif itu untuk orang. Jadi kalau lihat itu dia duduk di depannya, kalau ada narkoba dia duduk, nanti kita panggil karena ada juga orang yang didekati anjing ketakutan, panik, anjing itu duduk di situ," jelasnya.
Agung mengaku pemeliharaan anjing pelacak ini memang cukup sulit, karena membutuhkan satu orang khusus yang mengurus dan tidak bisa dipindahtangankan, harga makanan anjing ini juga mahal.
"Biaya makannya lebih mahal dari Dirjen. Kan anjing nggak bisa makan pecel, tahu telor. Tapi makannya harus disuapin semua. Jadi satu anjing punya satu handler dari orang kita, dididik, tapi dia tidak bisa pindah, karena dia hanya percaya satu orang," ungkapnya.
Agung menambahkan, 50 anjing pelacak ini masih sangat kurang. Namun, kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan peningkatan kualitas dan kapasitas aparat. Dengan demikian, tingkat pengamanan Ditjen Bea Cukai dapat dilakukan secara maksimal.
"Dari segi jumlah pasti kurang, tapi kita tutupi kekurangan itu dengan meningkatkan jumlah pegawainya, jadi pegawai yang passenger analysis unit itu yang kita perkuat karena itu tidak kalah efektif dengan anjing," pungkasnya.