Liman Blackhead's Kennel, Fokus Di Dog Sports         (167) Komentar

Kalau menurut saya nih, alasan jenis tsb susah didapat tidaklah begitu berpengaruh, krn breed yg termasuk jarang aja di sini ada yg punya. Yg paling mungkin karena mentalitas owner di sini lebih ke arah instant result (kalau tidak mau dibilang males), dengan kata lain maunya anjing langsung bisa macem-macem tanpa harus lewat proses latihan yg panjang. Belgian Malinois sendiri karakteristiknya adalah hard working breed, kalau untuk orang awam bisa-bisa dibilang anjing hiperaktif, padahal karakter ini yg paling diandalkan untuk anjing pekerja. Nah untuk dapat menghandle karakter spt ini harus ada owner yang fully dedicated. Jenis owner spt ini yg jarang ada di sini (di luar institusi yg khusus memanfaatkan jasa anjing pekerja). Maunya punya, kasih anjing ke pelatih, dilatih terus selesai. Paling anjing dipajang untuk gagah-gagahan atau status sosial. Iya ga sih?

krn org indo suka menunggu ( telat ). ntar begitu lihat tetangga sudah sangat maju sekali, br sibuk (ikut2an). kedua org indo sgt pemalu dan gak mau dibilang bodoh utk bertanya, oleh karena itu mrk menunggu org lain buat salah dulu, setlh selesai ( maju ), baru mrk mulai dgn ( kesalahan yg lebih banyak lagi ), krn mrk lihat tengah, dan sblm akhir ( tdk ikuti A-Z ). Pemilik ajg diindo, mrk hanya menilai nyawa mrk seharga ajg mrk. bila mrk ada ajg 500 rb, begitulah nyawa mrk. tp seekor ajg 500 rb dilatih dgn matang krn memiliki temp & karakter bagus & olh handler bagus, harganya bisa menjd 30 jt. maka harga dirinya semakin tinggi. apa yg anda bayar itu yg anda dpt. bila 30 jt anda bayar, anda mgk 1/2 mati, tp ajg anda mati, bila 500 rb, anda mgkn mati, ajg anda tdk. ( umpama dgn ajg yg sama ). oleh sebab itu malinois tdk berkembang, krn org indo, harga dirinya masih terlalu murah dibandingkan negara tetangga kita. ( supaya tdk mahal, mulai latih sendiri )- ok