Re: Re: Re: tanya ke pak liman blackhead - Kenny - 11 Maret 2008 - 05:46
Benar kata P.Effendi, pada dasarnya semua anjing bisa dilatih, tapi kembali ke sports apa yang mau anjing itu lakukan. Prinsipnya gini, saya juga masih pemula, dan saya belajar dari pengalaman. Saya bepikir, kalau saya mau serius di dogsports, untuk apa saya buang uang, waktu, tenaga yang sama banyaknya untuk trah A, tapi hasilnya kurang memuaskan, jika memang ternyata trah B lebih baik? Kalau bicara "kecintaan" terhadap suatu trah, jujur, saya lebih suka lihat dobermann daripada malinois. seperti, saya lebih suka lihat sandra dewi ketimbang istri saya misalnya. tapi saya harus milih istri saya karena dia bisa melakukan tugas2nya dengan baik hehehe. mungkin saja kalau saya import dobermann dari ascomanis kennel, saya bisa terus di dobermann. tapi masalahnya, belum ada club dogsports untuk dobermann dengan sistem yang baik. Yang ada malah malinois (maaf bukan promosi). dan dogsports tidak bisa dikerjakan sendiri.
Re: Re: Re: tanya ke pak liman blackhead - Kenny - 11 Maret 2008 - 05:56
Lalu untuk demo malinois yang orang bilang bagus, apakah bisa dibuktikan pada keadaan real? coba saja jika anjing yang dipakai adalah pitbull, herder atau dobermann, atau chihuahua, pasti orang akan bilang bagus kalau hasilnya memang bagus. kalau jelek ya jelek. yang didemo itu semua murni adalah suatu sport, decoy menggunakan sleeve atau bite suit. keadaan real, penjahat tidak menggunakan apa-apa. kembali ke anjingnya lagi, civil atau ngga. mungkin saja anjing-anjing wanteror milik polisi/militer dilatih pada keadaan real, karena memang itu sudah tugasnya. karena itu, ada perbedaan dengan real working dog (dalam arti pekerjaan sesungguhnya) dan sports dog. kalau bicara dogsports, kita senang kok sharing, tapi kalau untuk workingdog (wanteror, detection, sar dll) harus ahli-ahlinya yang bicara, mungkin p. agung raka mau bantu? atau p.agustinus? :)