2.Vaksinasi cukup sekali, tidak perlu diulang.
Salah. Prinsip dari kekebalan tubuh adalah memori, karena antibodi dibentuk dari sel-sel tanggap kebal yang mempunyai memori terhadap antigen yang diberikan. Semakin sering antigen diberikan, semakin tinggi kadar antibodi yang dihasilkan, demikian juga bila semakin jarang antigen diberikan, maka semakin rendah juga kadar antibodi yang dimiliki. Contoh kasus, seekor anak anjing berusia 6 minggu diberikan vaksin Parvo, 4 minggu kemudian diberi vaksin yang berisi 6 jenis penyakit (Parvovirus, Distemper, Parainfluenza, Hepatitis, Leptospira?L.canicola & L.icterohaemorrhagiae), diulang 12 bulan (setahun) kemudian. Disini terlihat walaupun ada pengulangan vaksinasi, hanya vaksinasi terhadap Parvovirus yang diulang, sementara yang lain hanya diberikan sekali sampai jangka waktu 12 bulan mendatang. Dengan sendirinya kadar antibodi terhadap Distemper, Parainfluenza, Hepatitis dan Leptospira tidak cukup tinggi dan berakibat anjing masih bisa terserang penyakit-penyakit tersebut. Bahkan pada ras tertentu diperlukan vaksinasi terhadap penyakit tertentu yang lebih sering (Rottweiler, Dobermann dan ras Pinschers lainnya lebih rentan terhadap Parvovirus). Ada beberapa protokol standar vaksinasi yang dianjurkan oleh produsen vaksin, hobiis tinggal menanyakan dan meminta pendapat dokter hewan.
3.Vaksinasi bisa dilakukan siapa saja.
Salah. Vaksinasi bisa diibaratkan dua sisi mata pedang, hobiis mengharapkan anjingnya kebal terhadap penyakit setelah divaksinasi, tapi ada kemungkinan yang terjadi adalah hal sebaliknya, yaitu anjing sakit setelah menerima vaksinasi dan akhirnya mati. Karena resiko yang sedemikian besar, sangat dianjurkan untuk mempercayakan vaksinasi kepada praktisi dokter hewan. Layak atau tidaknya anjing menerima vaksin diputuskan oleh dokter hewan setelah memeriksa dengan teliti status kesehatan anjing tersebut.
4.Apabila ada wabah di sebuah kennel, maka vaksin bisa diberikan untuk mencegah jumlah kematian yang lebih besar.
Betul. Contoh kasus, di sebuah kennel ada beberapa ekor anjing yang terserang Parvovirus, untuk mencegah kematian yang lebih banyak akibat virus tersebut, sebaiknya segera dilakukan vaksinasi terhadap semua anjing yang secara klinis sehat dengan vaksin Parvovirus single. Diusahakan vaksin yang digunakan mempunyai kadar (titer) antigen yang tinggi supaya kekebalan yang terbentuk cukup tinggi pula. Anjing yang sudah terjangkit virus akan mati dalam 2-4 hari, sementara anjing yang belum terjangkit akan bertahan. Strategi ini mampu menekan jumlah kematian akibat Parvovirus dengan sangat signifikan.
5.Anjing yang sudah divaksin tidak boleh dimandikan.
Betul. Untuk menghasilkan kadar antibodi yang maksimum, diperlukan suhu tubuh yang optimum. Mandi akan menurunkan suhu tubuh dan dapat mempengaruhi proses pembentukan antibodi. Anjing boleh dimandikan setelah 7 hari, bahkan ada yang menganjurkan sampai 14 hari setelah vaksinasi.
6.Anjing yang sudah rutin dan teratur mendapat vaksinasi selama 6-7 tahun tidak perlu lagi diulang.
Betul. Karena dengan menerima vaksinasi yang rutin dan teratur selama 6-7 tahun, titer antibodi anjing tersebut sudah optimum, sehingga pengulangan bisa diberikan 2 tahun sekali.
7.Vaksinasi pada anjing yang sedang bunting tidak boleh dilakukan.
Betul. Walaupun ada vaksin yang aman untuk indukan yang sedang bunting, sebaiknya tidak memberikan vaksinasi pada indukan tersebut. Kemungkinan dapat terjadi keguguran sangat besar.
8.Anak anjing dapat divaksin segera setelah lahir
Salah. Anak anjing yang baru dilahirkan mempunyai kekebalan tubuh dari induk (maternal antibody) yang akan hilang saat usia anakan mencapai 6 minggu. Apabila sebelum 6 minggu kita berikan vaksin, maka maternal antibody yang ada akan menetralisir antigen yang masuk, akibatnya tidak terbentuk antibody yang cukup untuk melindungi anak anjing dari serangan penyakit yang sebenarnya.
Demikianlah beberapa mitos tentang vaksinasi yang ditemui selama menjalankan praktek. Kesimpulannya adalah: vaksinasi membutuhkan persyaratan yang ketat untuk mendapatkan kekebalan yang maksimum. Hanya seorang praktisi dokter hewan yang berhak memberikan vaksinasi setelah terlebih dahulu memeriksa kondisi anjing yang akan divaksin.
Drh Ivan Satriawan
Praktisi Hewan Kecil - Bandung
Taman Kopo Indah II D1-18 Bandung
Telepon: (022) 70497495 / 08122619727
Seluruh material (artikel/berita teks dan foto) yang terdapat dalam situs AnjingKita.Com (http://www.anjingkita.com) bebas dimanfaatkan oleh individual untuk keperluan referensi dan non-komersial.
Bagi siapa saja yang bermaksud memanfaatkan material (artikel/berita teks dan foto) AnjingKita.Com dengan cara memproduksi ulang, mengutip/menyadur, memperbanyak atau menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan material (artikel/berita teks dan foto) yang tercantum di dalam situs AnjingKita.Com, diharuskan mengajukan permohonan via email dan wajib mencantumkan tulisan "Sumber : www.anjingkita.com" dan nama penulis (jika ada).