Walau terdapat beragam kendala seperti yang telah disebutkan diatas, acungan jempol tetap layak diberikan kepada panitia yang cukup sukses menyelenggarakan pameran kali ini. Tolak ukur kesuksesan panitia dapat dilihat dari jumlah peserta pameran kali ini yang mencapai kurang lebih 200-an ekor anjing dari berbagai trah baik anjing trah kecil maupun anjing trah besar dari group 2, 5, 6, dan 8.
Walau peserta pameran dikenakan biaya pendaftaran yang sangat murah yaitu Rp.100,000,-/ekor untuk 2 kali pameran, namun bukan berarti pameran kali ini berkurang secara kualitas. Buktinya panitia tetap menghadirkan juri-juri yang berkualitas dan sudah berpengalaman untuk menunjang acara ini. Salah satunya adalah juri asal Malaysia, Pakcik Tan Oo Hock. Pria murah senyum ini sudah berpengalaman menjadi juri sejak tahun 1983 dan sudah dipercaya menjadi juri diberbagai pameran diberbagai negara antara lain di Slovenia, China, Selandia Baru, Jepang, Thailand, Kanada, Sri Lanka, Australia dll. Juri lokal yang terlibatpun adalah juri-juri yang sudah malang melintang diberbagai ajang pameran anjing, yakni Bpk. Dr. Laurentius Suliadi, Bpk. Dr. Andi Hudono, Sp.OG dan Bpk. Deddy Tjahjono.
Jalannya pameran sendiri secara umum berjalan cukup lancar dan baik. Cuaca panas pada saat pameran diantisipasi panitia dengan memasang tenda besar dan menjulang tinggi serta dibawahnya dilapisi semacam jaring/net sehingga ring tempat pameran terasa luas. Panitia membuat 3 (tiga) ring yang masing-masing berbeda ukurannya. Ring A berukuran paling kecil dan dipasang karpet seperti catwalk bagi para peserta dan handlingnya untuk beraksi. Ring ini dikhususkan untuk anjing-anjing trah Alaskan Malamut, Chow-Chow, Pomeranian, Samoyed (grup 5) juga untuk trah Basset Hound dan Beagle (grup 6), trah Am. Cocker Spaniel dan English Cocker Spaniel (Group 8). Ring B yang berukuran sekitar 2 kali lebih besar dari ring A, dikhususkan untuk, Golden Retriever dan Labrador Retriever (grup 8). Terakhir ring C, diring yang paling luas ini, bertarung anjing-anjing dari trah Boxer, English Bulldog, Doberman, Great Dane, Miniature Pincher, Rottweiler dan Shar-Pei (grup 2).
Persaingan di trah Dobermann berlangsung cukup ketat, baik dipemilihan Best Puppy, Best Futurity, Winner Bitch, Winner Dog maupun memperebutkan B.O.B maupun B.O.S. Hanya yang perlu lebih diperhatikan oleh pihak panitia adalah masalah kedisiplinan para double handler. Hal ini jelas sekali terlihat pada ring C, dimana para double handler banyak yang memasuki ring pameran sampai juri berulang kali meminta mereka untuk keluar dari ring dan tidak mengganggu konsentrasi juri dalam membuat penilaian. Juga kedisiplinan para handler di ring ini ketika mereka diminta berlari bersama anjing-anjingnya agar menjaga jarak diantara mereka. Sempat terjadi ketika ada Dobermann yang saling menggigit pada saat itu, karena handler tidak disiplin menjaga jarak.
Launching Kepengurusan ILRC Jaya 2009-1012
Ditengah-tengah berlangsungnya pameran, Indonesian Labrador Retriever Club (ILRC) juga sempat me-launching susunan kepengurusan baru pariode 2009-2012. Semoga dengan kepengurusan baru dibawah kepemimpinan Bpk.Sufandi ini, Indonesian Labrador Retriever Club (ILRC) dapat lebih memberi warna tersendiri pada perkembangan trah Labrador Retriever di Indonesia. Hal ini terbukti pada pameran kali ini, peserta trah Labrador Retriever jauh lebih banyak dari 2 tahun pameran terakhir yaitu berjumlah sekitar 40-an ekor.
Tidak Ada Puncak Acara
Biasanya, pameran multitrah ditutup dengan pemilihan Best In Exhibition tapi kali ini tidak ada pemilihan Best In Exhibition. Hanya dilakukan pemilihan Best In Group yang pemenangnya otomatis mendapat gelar Best In Speciality Show (BISS). Rasanya seperti pameran yang tidak selesai karena biasanya setiap pameran selesai ada acara foto-foto dengan pemenang Best In Exhibitin dan pada acara pemilihan Best In Exhibition adalah acara yang paling seru karena anjing terbaik dari masing-masing trah atau group harus beradu untuk terpilih menjadi anjing terbaik pada pameran itu.
Apa Yang Kurang Dari Pameran Ini?
Ditengah pameran, tuan rumah Bpk.Sufandi menanyakan apa yang kurang dari pameran ini?. Kok bukan ketua panitia yang nanya ? :-P. Selain kencing bayar, rasanya sih tidak ada yang kurang, walaupun ada mungkin tertutup oleh kelebihan yang ada seperti biaya pameran yang sangat murah, lapangan dan fasilitas yang baik, rasa kekeluargaan yang sangat terasa di pameran-pameran yang diselenggarakan oleh KDI Jaya.
Satu lagi hal yang perlu dikasih 4 jempol (2 jempol tangan dan 2 jempol kaki, kalau punya jempol lebih pasti dikasih deh), KDI (sering) selalu menyelenggarakan pameran multi trah dengan tujuan untuk penggemar anjing trah lain untuk ikut bergembira bersama karena pameran anjing adalah pestanya penggemar anjing. Terutama untuk trah yang belum memiliki breed klub (Perhimpunan trah) atau yang breed club-nya belum memiliki kepengurusan pusat dan juga tidak memiliki dana untuk menyelenggarakan pameran. Maklum saja, breed club di Indonesia kebanyakan harus menguras kocek pribadi pengurusnya atau mengemis sumbangan dari sponsor untuk menyelenggarakan pameran. Jadi, dengan adanya pameran KDI ini sangat membantu perkembangan anjing trah lainnya. Sampai berjumpa dipameran lainnya.
290 Foto-Foto Liputan Klik Disini