Berita di beberapa harian surat kabar hari Kamis 26 Juni 2008 mengenai seorang bocah perempuan berusia 1,5 tahun yang tewas akibat digigit oleh seekor anjing Rottweiler sangat mengejutkan masyarakat terutama dari kalangan penghobi anjing. Dari berita yang kami baca di website Kompas ( http://kompas.com/read/xml/2008/06/26/11063255/bocah.tewas.digigit.anjing ) , ditulis bahwa bocah perempuan yang digigit anjing tersebut bukan anggota keluarga rumah tersebut dan kondisi anjing tidak dipelihara dengan baik karena anjing selalu ditaruh diatas rumah dan tidak mendapat sosialisasi yang cukup.
Berita ini kami turunkan agar para pemilik anjing jenis apapun lebih waspada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kejadian diatas ini.
Berikut ini tanggapan dari Bpk.Leowardi Santono, seorang penggemar anjing Rottweiler dan juga menjabat sebagai pengurus di Klub Rottweiler Indonesia (KRI) .
Dalam kejadian ini kami Pecinta dan Penghobby anjing Trah Rottweiler turut prihatin.
Untuk itu marilah kita bersama-sama melihat kasus ini dengan penuh perhatian, Rottweiler adalah trah anjing besar dan jenis anjing pekerja dan keluarga. Anjing ini telah diakui oleh FCI (Federation Cynologioque Internationale) yang berkedudukan di Belgia, yang berati bahwa trah ini telah lulus domestilisasi, jenis atau trah yang bisa dijinakan dan hidup dalam keluarga, dibawah Group II.
Walaupun demikian kami menghimbau pada para pemelihara, penyayang dan penghobby, sebelum memelihara segala jenis anjing atau trah, terlebih dahulu harus mempelajari sifat, karakter mereka.
Membeli seekor anjing adalah mudah, akan tetapi memelihara dan merawat seekor anjing adalah susah, karena sebelum kita memilih jenis atau trah apa yang akan kita pelihara, terlebih dahulu kita harus mempertimbangkan banyak hal, seperti :
Rottweiler membutuhkan ruang main yang cukup luas, agar dia dapat bermain dan berlari, dan membutuhkan perhatian khusus akan sosialisasi baik terhadap lingkungan maupun terhadap orang-orang disekelilingnya.
Rottweiler memiliki postur yang besar, robus, berenergi dan senang bermain baikpada anak-anak maupun orang dewasa, karena badannya yang besar sehingga jika bermain kelihatan kasar, karena bobotnya yang cukup berat.
Jika demikian bagaimana hal tersebut diatas dapat terjadi?
Nah, kita harus melihat dan meneliti dengan cermat, sebagaimana yang tertulis dan tersirat dalam berita tersebut, anjing tersebut telah berusia 7 tahun, cacat pada salah satu kaki belakang dan hidup ter-isolasi, yaitu hidup menyendiri di tingkat atas (Dak tempat menjemur pakaian), sehingga anjing tersebut tidak bersosialisasi terhadap orang lain dan lingkungan, seperti suara hiruk pikuk mobil, klakson maupun jeritan-jeritan orang-orang, kecuali keluarga yang tinggal serumah dan pekerja yang memberi makannya sehari-hari.
Pada hari yang naas tersebut si Ibu, pekerja rumah tangga dirumah tersebut membawa anaknya yang berumur 1.5 tahun sejak pagi hari, dimana biasanya si Ibu tidak pernah membawa anaknya ke tempat kerja, selagi anak tersebut bermain di lantai dasar, hal ini tidak terjadi, karena sang anjing berada di lantai atas (Dak tempat jemur pakaian). Sekitar siang hari jam 14:30, ketika sang Ibu membawa anaknya ke lantai atas (Dak tempat jemuran) dan memberi makan anjing dan mengangkat jemuran, si anak di tinggal di anak tangga kedua dari atas, seketika anjing mengetahui ada orang asing disitu, dia lalu menghampirinya dan setelah dilihat anak kecil maka dia menganggap bahwa anak itu adalah mainan dan mengigit leher anak tersebut dan membawanya keatas. Mengapa kita sebut mengira anak tersebut sebagai mainan? Karena jika anjing tersebut buas tentunya dia akan menerkam dan langsung mencabik-cabik takapannya, sedangkan sesuai tulisan yang kita telaah, anjing membawanya naik kelantai Dak, dan sang Ibu menjerit, sehingga terjadi tarik-menarik antara si anjing dan si Ibu yang kemudian dibantu oleh sng anak majikan, dan si anjing merasa mainannya akan direbut dan mulailah sang anjing membanting-banting mainannya (sang anak tersebut) sehingga terdapat luka gigitan dan cedera kepala.
Dari kejadian tersebut, kami dari komunitas Klub Rottweiler Indonesia (KRI) menghimbau pada para pemilik, penyayang dan penghobby Rottweiler untuk tidak sungkan-sungkan menanyakan hal-hal yang ingin diketahui, kami selalu siap membantu anda, begitu juga kami mengadakan Program Pelatihan KRI Bersama setiap hari Sabtu dan Minggu.
Klik disini Untuk Membaca Komentar Tentang Masalah Ini