2 minggu ini adalah hari-hari yang melelahkan untuk saya. Meninggalkan anak istri dan pekerjaan untuk meliput pameran di Jawa Timur selama 2 hari pada 27 & 28 Maret 2010. Membidik peserta beserta anjing-anjingnya yang lucu dan indah dengan kamera seberat 2,7 kg ditengah cuaca yang tidak bersahabat. Memilih foto-foto yang bagus untuk ditampilkan, puji Tuhan dari 1010 foto yang ada didalam memory card terdapat 521 foto yang layak untuk ditampilkan. 521 foto ini juga masih harus diedit satu persatu, walaupun pakai kamera seharga Rp.40 jutaan. Ciee, sombong banget ya, tenang... bisa beli juga boleh ngutang sana-sini jadi statusnya masih belum lunas. Kalau jepret bunyinya bukan “klik” tapi “kredittt”. Ini karena saya belum menguasai tehnik foto yang benar. Selesai foto diedit dalam waktu 3 hari, harus mengingat kembali kejadian-kejadian yang terjadi selama pameran. Maklum saja, saya tidak memiliki background penulis atau wartawan. Bapak saya dulunya tukang sepatu (Dah kayak Pinokio aja ha...ha...ha...) jadi harus benar-benar konsentrasi tinggi untuk menulis liputan. Beda dengan wartawan Detik.Com yang begitu lihat kejadian langsung ketik di BlackBerry atau i-Phone dan kirim ke markas redaksinya dalam hitungan detik (Kalau hitungan menit, namanya jadi Menit.Com).
Buat saya ini sudah stress tingkat tinggi tapi untungnya ada obat anti cemas & stres dengan inisial merek“F” yang “diresepkan” oleh dokter hewan. Dokter hewan????, iya beneran dokter hewan kok yang saranin obat ini untuk mencegah stres !!!. pakai inisial aja ya, drh.ATW ini saranin saya cari obat ini waktu saya lagi “patah hati” dan patah semangat tahun lalu. Tapi saya gak berani, bukan karena dokter hewan yang saranin lho....!!! tapi karena takut obat ini bisa bikin kecanduan seperti obat tidur atau obat penenang. Akhirnya saya konsultasi ke dokter jiwa yang bahasa kerennya Psikiater. Nyeselnya setengah mati!!!! bayar psikiater Rp.150 ribu/30 menit, diresepinnya obat ini juga. Tau gitu mah mending percaya sama dokter hewan aja, soalnya GRATIS :-). Duh, kok jadi ngalor ngidul ya?.
Lanjut....!!! (Bukan slogan SBY waktu kampanye), hari Senin 5 April 2010 berita liputan diposting. Dalam beberapa jam hit view-nya (Jumlah artikel diklik/baca) langsung meledak sampai ribuan hit view. Tumben amat ya???, biasa mah kudu berminggu-mingu baru bisa capai ribuan hit view eh ini baru beberapa jam saja.
Seneng dong??? dah kerja capek-capek, ternyata hasil kerja bisa dihargai. Buat relaks turunin tensi, buka fesbuk deh. Punya fesbuk kan??? kacian deh lho kalau hare gene gak punya fesbuk, ha...ha...ha...anak gua umur 6 tahun aja punya kok :-P. Mau lihat status teman, biasa... pingin ngecengin (Jangan salah baca ya) temen-temen. Oh...pelangi-pelangi alangkah kagetnya.....(kayak lagu anak TK), ada yang protes soal judul dan isi liputan ini sampai isi komentar-komentarnya ancaman akan merazia pameran anjing dan “memberesi” orang-orang insan peranjingan Indonesia bahkan ketua klub anjing Jatim juga masuk daftar orang yang diancam. Serem bok!!!!! sampai dengkul gemeteran baca komentar-komentar tersebut. Banyak insan penggemar anjing (kalau tulis “orang anjing” kan kasar ya?) yang tag (istilah keren di fesbuk) foto ini sehingga berita ini cepat menyebar dikalangan insan penggemar anjing.
Saya minta tolong bos-bos penggemar anjing untuk menyelesaikan masalah ini dan memberi pengertian kepada bos penggemar anjing yang protes soal judul dan isi liputan ini bahwa liputan ini tidak bermaksud menyinggung kalangan tertentu. Kenapa harus minta tolong bos-bos penggemar anjing untuk menyelesaikan masalah ini? Karena pihak yang protes tidak langsung menyatakan keberatannya kepada saya selaku penulis liputan tersebut tetapi lewat fesbuk.
Besoknya, Selasa 6 April 2010 saya ditelepon ketua umum Perkin Pusat Bpk.Soentono. Intinya, jika saya tidak mau mengganti judul liputan maka saya bisa di-polisi-kan !!!. Nih dengkul bukan gemetar lagi tapi dah kayak gempa berpotensi tsunami. Jangankan di-polisi-kan, lewat Bunderan HI (itu tuh, kawasan elit Jakarta yang biasa dipakai buat demo) aja ngeri karena kalau salah injak garis langsung disemprit sama pak polisi (lagian kalau garis gak boleh diinjak kenapa ditaruh dijalan raya ya?, taruh diatas kek!!!). Langsung buru-buru judul diganti dengan harapan masalah ini bisa reda dan saya tidak di-polisi-kan. Oh Mama Oh Papa....ternyata masalah masih belum selesai juga. Kata pihak yang merasa dirugikan, judul memang sudah diganti tapi tulisannya soal “itu” disrempetkan, ini katanya penghinaan buat mereka. Ini lho, misalnya tulisan “Kepala Pusing” saya ganti jadi “Kefala Fusing”. Maksudnya sih bukan untuk menghina atau meledek tapi untuk mengaburkan objek agar tidak ada yang tersinggung.
Ketua panitia pameran Ibu Juliani telepon saya, “Pak Bobby, apa baiknya tulisan liputan ini dihapus saja?'. Beliau mengajukan hal ini karena beliau juga masuk daftar ancaman. Malam itu juga liputan saya hapus dan untuk kedua kalinya saya cantumkan permintaan maaf.
Walau gak punya jenggot, saya merasa kebakaran jenggot!!!, masalah belum selesai juga. Kalau kata bos-bos penggemar anjing disana saya gak usah takut sama ancaman seperti itu. Pertama, Aku seorang kapiten...weikssss sori salah :-P , saya lahir di kawasan Tanjung Priok dimana tempat itu termasuk kawasan yang cukup angker, bukan karena dulu disana ada pusat jajan serba ada yaitu Kramat Tunggak, yang tau jangan senyum-senyum deh. Di Tanjung Priok, kalau orang ancam “mati” ya besok yang diancam dah jadi bangkai. Jadi ancaman-ancaman seperti ini saya anggap hal yang serius!!!.
Sebetulnya, banyak teman-teman komunitas anjing yang mau coba menyelesaikan masalah ini dengan melibatkan orang lain, tapi saya sarankan untuk tidak usah karena masalah ini harus diselesaikan bukan dengan adu kekuatan tapi dengan kedamaian agar tidak ada dendam dikemudian hari. Sampai akhirnya ada seorang teman yang dapat menyelesaikan masalah ini dengan baik dan menghasilkan win-win solution (Buka kamus bahasa Inggris kalau gak ngerti) dalam waktu yang sangat singkat.
Sungguh Terlalu...kalau kata Bang Rhoma, hal ini bukannya diselesaikan oleh petinggi-petinggi Perkin malah “wong cilik” yang bisa melakukannya. Kenapa bukan petinggi-petinggi Perkin yang menyelesaikannya ???. Pertama, karena pihak yang berkeberatan adalah juga insan penggemar anjing. Kedua, tulisan yang dianggap bermasalah ini adalah tulisan tentang kejadian sebenarnya di pameran Perkin. Ketiga, masalah ini sudah beresiko dapat menggagalkan pameran besar yang akan diselenggarakan oleh Perkin karena komentar bernada ancaman sudah menyebar ke insan pecinta anjing via fesbuk.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kejadian ini (emangnya sekolah?). Pertama, seharusnya jika ada pihak yang merasa keberatan atau tersinggung dengan suatu tulisan di media, pihak tersebut berhak untuk melayangkan surat protes ke media tersebut agar isi tulisan tersebut dapat dikoreksi. Jika media tidak bersedia maka pihak yang berkeberatan dapat melakukan tindakan lainnya seperti melakukan “hak jawab” untuk dimuat dimedia tersebut. Jika “hak jawab” sudah dilakukan tetapi tidak digubris oleh media maka pihak yang berkeberatan dapat mem-polisi-kan media tersebut. AnjingKita.Com pernah menghapus 1 paragraf pada liputan pameran karena permintaan ketua himpunan trah via telepon bukan via fesbuk.
Kedua, nah ini mata pelajaran khusus buat saya. Pemilihan kata untuk judul atau isi liputan harus sangat berhati-hati agar tidak di-polisi-kan seperti kata ketua umum Perkin Pusat Bpk.Soentono. Mungkin seharusnya saya mempekerjakan seorang ahli bahasa agar menghindari hal seperti ini. Tapi sayangnya saya belum mampu, beli kamera aja ngutang apalagi harus menggaji ahli bahasa???. Untuk itu, mulai sekarang sampai suatu saat nanti saya bisa menggaji seorang ahli bahasa...saya tidak akan membuat tulisan liputan pameran. Cukup dengan foto-foto saja. Seperti kata pribahasa: say it with flower...kayaknya gak tepat deh, mungkin ini lebih tepat: picture say thousand words.
Akhir kata (dah kayak pidato aje), saya selaku penulis liputan sangat menyesalkan dan mohon maaf dengan adanya kejadian ini . Akibat kesalahan pemilihan kata untuk judul dan isi liputan membuat pihak tertentu menjadi tersinggung dan membuat geger dunia peranjingan di Indonesia. Selain itu membuat berita dan foto-foto liputan dihapus sehingga tidak bisa dinikmati oleh insan pecinta anjing.
Sekali lagi mohon maaf jika ada kata-kata yang dapat membuat pihak tertentu tersinggung. Jika ada, mohon jangan polisi-kan saya tetapi hubungi saya via telepon (021)3222-8055 atau 0818-0817-8055 agar saya dapat meralat tulisan yang menyinggung pihak tertentu. Salam damai.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang namanya tidak dapat disebutkan disini atas bantuannya dalam bentuk dukungan moral dan koin peduli Bobby Sant sehingga masalah ini dapat diselesaikan dengan cepat.
Sumber foto thumbnail narsis: Dikutip dari fesbuk-nya Agus San (Bukan sodara gua lho!!, dia aja ikut-ikutan pakai nama San(t).
Foto mesra bareng ketua panitia Ibu Juliani